Sabtu, 28 November 2009

Jamaah Haji Wafat Pasca Ibadah Armina Turun Dibanding Tahun 2008

Madinah - Jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci diprediksi menurun bila dibanding dengan tahun 2008. Hal tersebut bila dilihat dari jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat setelah masa-masa kritis yaitu proses berlangsungnya ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

Pada tahun lalu jumlah jamaah yang meninggal hingga saat ibadah haji mencapai 189 orang, sedangkan tahun ini pada saat yang sama jamaah yang wafat adalah 119 orang.

Oleh karena itu diperkirakan jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci mengalami penurunan.

Menurut Penanggung Jawab Penyelenggaraan Haji di Mina, Cepi Supriatna faktor penyebab terbanyak adalah penyakit bawaan dari Tanah Air seperti jantung, stroke dan penyakit lainnnya.

"Jadi bukan terserang penyakit ketika berada di Tanah Suci", kata Cepi Supriatna yang juga menjabat sebagai Kepala Daker Madinah ini, di Mina, Arab Saudi, Sabtu (28/11/2009).

Disamping itu menurut Cepi juga dikarenakan faktor usia, terutama bagi jamaah yang berusia di atas 65 tahun, pada usia-usia tersebut rentan terhadap penyakit khususnya masalah perbedaan cuaca dan iklim.

"Lebih dari 21 ribu jamaah kita adalah jamaah risti (resiko tinggi), dari seluruh jumlah jamaah Indonesia yang mencapai 208 ribu orang," jelasnya.

Untuk menjaga kesehatan jamaah, menurut Cepi, pihaknya juga telah mengingatkan kepada pimpinan kelompok terbang (kloter) atau kepala rombongan agar mengingatkan kepada jamaahnya untuk menjaga kesehatan. Terutama menghadapi perbedaan cuaca dengan cara tetap minum air putih yang tidak dingin meskipun secara naluri tidak haus.

"Meskipun di sini (Tanah Suci) ini panas kering, namun bawaannya tidak mau minum, kecuali minum air yang dingin, padahal kalau minum air yang dingin juga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi jamaah," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar